Selain Covid 19, penyakit menular Tuberkolosis (TBC) juga perlu diwaspadai. TBC dan Covid 19 memiliki gejala yang mirip, yakni batuk dan demam. Meski demikian, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, salah satu gejala yang paling umum terjadi pada penderita TBC adalah batuk hingga lebih dua minggu.
"Kami (Kemenkes) mengimbau masyarakat yang memiliki gejala atau keluarganya memiliki gejala batuk lebih dari 2 minggu, tidak sembuh dengan pengobatan obat batuk biasa untuk segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan," ujarnya dalam kegiatan Temu Media secara virtual Hari Tuberkulosis tahun 2021, Selasa (23/3/2021). Saat ini menurut Nadia, dalam menekan laju penularan Covid 19, di rumah sakit maupun fasyankes ruang pemeriksaan Covid 19 dan TBC terpisah. "Tidak perlu takut untuk mendatangi puskesmas atau rumah sakit untuk memeriksakan kondisi," pesan Nadia.
Sementara itu Dokter Paru sekaligus Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menerangkan, dalam mengidentifikasi apakah seseorang terinfeksi Covid 19 atau TBC tidak bisa hanya dilakukan pemeriksaan langsung. Seseorang yang batuk dan demam namun hasil tes Covid 19 negatif, perlu dicurigai TBC sehingga dianjurkan memeriksakan diri lanjutan untuk melakukan pemeriksaan dahak. Dalam satu kasus positif TBC, setidaknya ada 10 15 orang yang dilakukan pelacakan kontak.
"Termasuk tadi menghubungi orang yang kita curigai mungkin tuberkulosis tadi untuk bisa datang dan memeriksakan dahaknya ke Puskesmas. Jadi memang kita masih melakukan pemeriksaan ataupun penemuan kasus secara aktif ini dengan bagaimana skenario terbaik untuk tetap menjaga protokol kesehatan untuk tetap bisa kita terapkan," jelas dia. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.